Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus
terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Ada
beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu 1) dengan
melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi, 2) dengan
membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan
nilai determinasi secara serentak (R2), dan 3) dengan
melihat nilai eigenvalue dan condition index. Pada pembahasan ini
akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai inflation factor
(VIF) pada model regresi dan membandingkan nilai koefisien determinasi
individual (r2) dengan nilai determinasi secara
serentak (R2). Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF
lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan
multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
a) Melihat nilai inflation factor (VIF) pada model
regresi
Contoh Kasus:
Contoh Kasus:
Sebagai contoh kasus kita mengambil
contoh kasus pada uji normalitas pada pembahasan sebelumnya. Pada contoh kasus
tersebut setelah dilakukan uji normalitas dan dinyatakan data berdistribusi
normal, maka selanjutnya akan dilakukan pengujian multikolinearitas. Contoh kasus sebagai berikut:
Seorang mahasiswa bernama Bambang melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan di BEJ. Data-data
yang di dapat berupa data rasio dan ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel. Tabulasi Data (Data
Fiktif)
Tahun
|
Harga Saham
(Rp)
|
PER (%)
|
ROI (%)
|
1990
|
8300
|
4.90
|
6.47
|
1991
|
7500
|
3.28
|
3.14
|
1992
|
8950
|
5.05
|
5.00
|
1993
|
8250
|
4.00
|
4.75
|
1994
|
9000
|
5.97
|
6.23
|
1995
|
8750
|
4.24
|
6.03
|
1996
|
10000
|
8.00
|
8.75
|
1997
|
8200
|
7.45
|
7.72
|
1998
|
8300
|
7.47
|
8.00
|
1999
|
10900
|
12.68
|
10.40
|
2000
|
12800
|
14.45
|
12.42
|
2001
|
9450
|
10.50
|
8.62
|
2002
|
13000
|
17.24
|
12.07
|
2003
|
8000
|
15.56
|
5.83
|
2004
|
6500
|
10.85
|
5.20
|
2005
|
9000
|
16.56
|
8.53
|
2006
|
7600
|
13.24
|
7.37
|
2007
|
10200
|
16.98
|
9.38
|
Bambang dalam
penelitiannya ingin mengetahui bagaimana hubungan antara rasio keuangan PER dan
ROI terhadap harga saham. Dengan ini Bambang menganalisis dengan bantuan
program SPSS dengan alat analisis regresi linear berganda.
Langkah-langkah pada program SPSS
·
Kita menggunakan input data yang sama pada uji
normalitas.
·
Klik Analyze - Regression – Linear
·
Klik variabel Harga Saham dan masukkan ke kotak
Dependent, kemudian klik variabel PER dan ROI dan masukkan ke kotak Independent.
·
Klik Statistics, kemudian klik Collinearity
diagnostics. Klik Continue
·
Klik OK, pada output anda lihat tabel coefficients
pada kolom collinearity statistics, hasil yang di dapat sebagai berikut:
Tabel.
Hasil Uji Multikolinearitas
Dari hasil di atas dapat diketahui nilai variance
inflation factor (VIF) kedua variabel yaitu PER dan ROI adalah 1,899 lebih
kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antar variabel independen tidak
terjadi persoalan multikolinearitas.
b) Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi
individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2)
Dalam metode ini, cara yang ditempuh adalah dengan meregresikan setiap
variabel independen dengan variabel independen lainnya, dengan tujuan untuk
mengetahui nilai koefisien r2 untuk setiap variabel yang
diregresikan. Selanjutnya nilai r2 tersebut dibandingkan dengan
nilai koefisien determinasi R2. Kriteria pengujian yaitu jika r2
> R2 maka terjadi multikolinearitas dan jika r2 < R2
maka tidak terjadi multikolinearitas.
Contoh kasus:
Akan dilakukan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh biaya produksi,
distribusi, dan promosi terhadap tingkat penjualan. sebelumnya dilakukan uji
asumsi klasik multikolinearitas, data sebagai berikut:
Tahun
|
Tingkat penjualan
|
Biaya
produksi
|
Biaya
distribusi
|
Biaya
promosi
|
1996
|
127300000
|
37800000
|
11700000
|
8700000
|
1997
|
122500000
|
38100000
|
10900000
|
8300000
|
1998
|
146800000
|
42900000
|
11200000
|
9000000
|
1999
|
159200000
|
45200000
|
14800000
|
9600000
|
2000
|
171800000
|
48400000
|
12300000
|
9800000
|
2001
|
176600000
|
49200000
|
16800000
|
9200000
|
2002
|
193500000
|
48700000
|
19400000
|
12000000
|
2003
|
189300000
|
48300000
|
20500000
|
12700000
|
2004
|
224500000
|
50300000
|
19400000
|
14000000
|
2005
|
239100000
|
55800000
|
20200000
|
17300000
|
2006
|
257300000
|
56800000
|
18600000
|
18800000
|
2007
|
269200000
|
55900000
|
21800000
|
21500000
|
2008
|
308200000
|
59300000
|
24900000
|
21700000
|
2009
|
358800000
|
62900000
|
24300000
|
25900000
|
2010
|
362500000
|
60500000
|
22600000
|
27400000
|
Langkah-langkah analisis pada SPSS sebagai berikut:
-
Inputkan data di
SPSS
-
Untuk analisis
data, klik menu Analyze >>
Regression >> Linear
-
Langkah pertama
meregresikan antar variabel independen, langkahnya masukkan variabel Biaya
produksi ke kotak Dependent, kemudian masukkan variabel Biaya distribusi ke
kotak Independent(s).
- Klik tombol OK. Hasil pada output Model
Summary sebagai berikut: (regresi
variabel Biaya produksi dengan Biaya distribusi)
-
Langkah
selanjutnya meregresikan variabel Biaya produksi dengan Biaya promosi, kemudian
Biaya distribusi dengan Biaya promosi dengan langkah-langkah sama seperti
langkah di atas. Hasil output seperti berikut:
- Langkah selanjutnya mencari
nilai koefisien determinasi (R2) yaitu dengan meregresikan Biaya
produksi, Biaya distribusi, dan Biaya promosi terhadap Tingkat penjualan.
Langkahnya yaitu klik Analyze >>
Regression >> Linear. Masukkan
variabel Tingkat penjualan ke kotak Dependent, kemudian masukkan
variabel Biaya produksi, Biaya distribusi, dan Biaya Promosi ke kotak
Independent(s).
-
Klik tombol OK, maka hasil
pada output Model Summary sebagai berikut:
Berikut ini ringkasan tabel hasil uji multikolinearitas:
Variabel Dependen
|
Variabel Independen
|
Nilai r square (r2)
|
Biaya produksi
Biaya produksi
Biaya distribusi
|
Biaya distribusi
Biaya promosi
Biaya promosi
|
0,797
0,843
0,728
|
Nilai R2
|
0,983
|
Dari
tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien r2 yang
diperoleh seluruhnya bernilai lebih kecil dari pada nilai koefisien determinasi
(R2). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinearitas pada model regresi.
0 komentar:
Posting Komentar