
Dimana:
Y = 1, jika konsumen membeli mobil, = 0 jika konsumen tidak membeli mobil
X1 = umur responden dalam tahun
X2 = 1, jika konsumen berjenis kelamin wanita, = 0 jika konsumen berjenis kelamin pria
X3 = 0, jika konsumen berpendapatan rendah, = 1 jika konsumen berpendapatan sedang
= 2 jika konsumen berpendapatan tinggi
Tahapan-tahapan estimasi dalam SPSS sebagai berikut:
1.
Setelah data diinput dalam lembar kerja SPSS kemudian klik Analyze >
Regression > Binary Logistic , selanjutnya akan muncul tampilan
berikut:

2.
Masukkan Y sebagai variable dependent dengan cara klik Y di kotak kiri,
kemudian klik tanda panah disamping kotak Dependent. Masukkan X1, X2
dan X3 kedalam kotak Covariates, dengan cara klik masing-masing
variable, kemudian klik tanda panah disamping kotak covariates.
3.
Selanjutnya, karena variabel X3 merupakan peubah kategori (ordinal)
dengan lebih dari dua kategori (yaitu 0=pendapatan rendah, 1=pendapatan
sedang dan 2=pendapatan tinggi) maka diubah terlebih dahulu ke dalam 2
variabel dummy, untuk mengembangkan model yang logis dan mudah
diinterpretasi, sebagai berikut: (ini sama dengan prosedur regresi
dengan variabel bebas dummy sebelumnya)
X3_1 = 1, jika konsumen berpendapatan menengah
0, jika selainnya
X3_2 = 1, jika konsumen berpendapatan tinggi
0, jika selainnya
Dalam program SPSS untuk mengkonversi ini dengan cara klik Categorical dari tampilan diatas, maka akan muncul tampilan berikut:

Selanjutnya,
klik X3, klik tanda panah disamping Categorical Covariates. Pilih
Reference Category dengan First, kemudian klik Change dan Continue.
Selanjutnya klik OK.
4. Akan keluar output SPSS untuk regresi
logit sebagai berikut (disini hanya ditampilkan bagian-bagian
terpenting saja yang akan dibahas):

Printout
di tabel pertama diatas menjelaskan transformasi variabel X3 dengan
kategori 0,1 dan 2 menjadi dua variabel dummy yaitu X3_1 dan X3_2.
Seperti yang terlihat dari tabel tersebut, variabel X3_1 bernilai 1
untuk kategori 1 (pendapatan menengah) dan 0 untuk kategori lainnya.
Variabel X3_2 bernilai 1 untuk kategori 2 (pendapatan tinggi) dan 0
untuk kategori lainnya. Dengan demikian, kategori 0 (pendapatan rendah)
akan bernilai 0 baik pada variabel X3_1 dan X3_2.
Printout di tabel
kedua diatas merupakan nilai Khi-kuadrat (χ2) dari model regresi.
Sebagaimana halnya model regresi linear dengan metode OLS, kita juga
dapat melakukan pengujian arti penting model secara keseluruhan. Jika
metode OLS menggunakan uji F, maka pada model logit menggunakan uji G.
Statistik G ini menyebar menurut sebaran Khi-kuadrat (χ2). Karenanya
dalam pengujiannya, nilai G dapat dibandingkan dengan nilai χ2 tabel
pada α tertentu dan derajat bebas k-1. (kriteria pengujian dan cara
pengujian persis sama dengan uji F pada metode regresi OLS). Tetapi,
kita juga bisa melihat nilai p-value dari nilai G ini yang biasanya
ditampilkan oleh sofware-software statistik, termasuk SPSS.
Dari
output SPSS, didapatkan nilai χ2 sebesar 18,131 dengan p-value 0,001.
Karena nilai ini jauh dibawah 10 % (jika menggunakan pengujian dengan
α=10%), atau jauh dibawah 5% (jika menggunakan pengujian dengan α=5%),
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi logistik secara keseluruhan
dapat menjelaskan atau memprediksi keputusan konsumen dalam membeli
mobil.
Printout di tabel ketiga memberikan estimasi koefisien model
dan pengujian hipotesis parsial dari koefisien model. Dalam
pelaporannya, model regresi logistiknya dapat dituliskan sebagai
berikut:

Dari output SPSS diatas menjadi sebagai berikut:
Model
ini merupakan model peluang membeli mobil [(P(xi)] yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin dan pendapatan. Model tersebut
adalah bersifat non-linear dalam parameter. Selanjutnya, untuk
menjadikan model tersebut linear, dilakukan transformasi dengan
logaritma natural, (transformasi ini yang menjadi hal penting dalam
regresi logistik dan dikenal dengan istilah ”logit transformation”),
sehingga menjadi (pembahasan lebih rinci, silakan dibaca buku-buku
ekonometrik):

1-P(xi)
adalah peluang tidak membeli mobil, sebagai kebalikan dari P(xi)
sebagai peluang membeli mobil. Oleh karenanya, ln [P(xi)/1-P(xi)] secara
sederhana merupakan log dari perbandingan antara peluang membeli mobil
dengan peluang tidak membeli mobil. Oleh karenanya juga, koefisien dalam
persamaan ini menunjukkan pengaruh dari umur, jenis kelamin dan
pendapatan terhadap peluang relative individu membeli mobil yang
dibandingkan dengan peluang tidak membeli mobil.
Selanjutnya, untuk
menguji faktor mana yang berpengaruh nyata terhadap keputusan pilihan
membeli mobil tersebut, dapat menggunakan uji signifikansi dari
parameter koefisien secara parsial dengan statistik uji Wald, yang
serupa dengan statistik uji t atau uji Z dalam regresi linear biasa,
yaitu dengan membagi koefisien terhadap standar error masing-masing
koefisien.
Dari output SPSS ditampilkan nilai Wald dan p-valuenya.
Berdasarkan nilai p-value (dan menggunakan kriteria pengujian α=10%),
dapat dilihat seluruh variabel (kecuali X3_1), berpengaruh nyata
(memiliki p-value dibawah 10%) terhadap keputusan membeli mobil.
Lalu,
bagaimana interpretasi koefisien regresi logit dari persamaan di atas ?
Dalam model regresi linear, koefisien βi menunjukkan perubahan nilai
variabel dependent sebagai akibat perubahan satu satuan variabel
independent. Hal yang sama sebenarnya juga berlaku dalam model regresi
logit, tetapi secara matematis sulit diinterpretasikan.
Koefisien
dalam model logit menunjukkan perubahan dalam logit sebagai akibat
perubahan satu satuan variabel independent. Interpretasi yang tepat
untuk koefisien ini tentunya tergantung pada kemampuan menempatkan arti
dari perbedaan antara dua logit. Oleh karenanya, dalam model logit,
dikembangkan pengukuran yang dikenal dengan nama odds ratio (ψ). Odds
ratio untuk masing-masing variabel ditampilkan oleh SPSS sebagaimana
yang terlihat tabel diatas (kolom Exp(B)).
Odds ratio dapat
dirumuskan: ψ = eβ, dimana e adalah bilangan 2,71828 dan β adalah
koefisien masing-masing variabel. Sebagai contoh, odds ratio untuk
variabel X2 = e-0.1602 = 0,201 (lihat output SPSS).
Dalam kasus
variabel X2 (jenis kelamin dimana 1 = wanita dan 0 = pria), dengan odds
ratio sebesar 0,201 dapat diartikan bahwa peluang wanita untuk membeli
mobil adalah 0,201 kali dibandingkan pria, jika umur dan pendapatan
mereka sama. Artinya wanita memiliki peluang lebih rendahi dalam membeli
mobil dibandingkan pria.
Dalam kasus variabel X1 (umur), dengan odds
ratio sebesar 1,153 dapat diartikan bahwa konsumen yang berumur lebih
tua satu tahun peluang membeli mobilnya adalah 1,153 kali dibandingkan
konsumen umur yang lebih muda (satu tahun), jika pendapatan dan jenis
kelamin mereka sama. Artinya orang yang lebih tua memiliki peluang yang
lebih tinggi dalam membeli mobil.
Dalam konteks umur ini (yang
merupakan variabel dengan skala ratio), hati-hati menginterpretasikan
nilai perbedaan peluangnya. Jika perbedaan umur lebih dari 1 tahun,
misalnya 10 tahun, maka odds rationya akan menjadi 4,14, yang diperoleh
dari perhitungan sbb: ψ=e(10 x 0.142) . Artinya peluang membeli mobil
konsumen yang berumur lebih tua 10 tahun adalah 4,14 kali dibandingkan
konsumen yang lebih muda (10 tahun) darinya.
Selanjutnya, dalam
konteks variabel pendapatan, terlihat bahwa X31 tidak berpengaruh
signifikan. Artinya, peluang membeli mobil antara konsumen pendapatan
sedang dan pendapatan rendah adalah sama saja. Sebaliknya, untuk X32,
dapat diinterpretasikan bahwa peluang membeli mobil konsumen pendapatan
tinggi adalah 6,45 kali dibandingkan pendapatan rendah, jika umur dan
jenis kelaminnya sama.