Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang
bisa digunakan diantaranya yaitu Uji Park, Uji Glesjer, Melihat pola
grafik regresi, dan uji koefisien korelasi Spearman.
a) Uji Park
Metode uji Park yaitu dengan meregresikan nilai residual (Lnei2) dengan masing-masing variabel dependen (LnX1 dan LnX2).
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1. Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas
2. Ha : ada gejala heteroskedastisitas
3. Ho diterima bila –t tabel < t hitung <
t tabel berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t
hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel yang berarti terdapat
heteroskedastisitas.
Sebagai
contoh kasus kita mengambil contoh kasus
pengujian heteroskedastisitas, dapat dilihat pada data sebagai berikut:
Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)
Tahun
|
Harga Saham (Rp)
|
PER (%)
|
ROI (%)
|
1990
|
8300
|
4.90
|
6.47
|
1991
|
7500
|
3.28
|
3.14
|
1992
|
8950
|
5.05
|
5.00
|
1993
|
8250
|
4.00
|
4.75
|
1994
|
9000
|
5.97
|
6.23
|
1995
|
8750
|
4.24
|
6.03
|
1996
|
10000
|
8.00
|
8.75
|
1997
|
8200
|
7.45
|
7.72
|
1998
|
8300
|
7.47
|
8.00
|
1999
|
10900
|
12.68
|
10.40
|
2000
|
12800
|
14.45
|
12.42
|
2001
|
9450
|
10.50
|
8.62
|
2002
|
13000
|
17.24
|
12.07
|
2003
|
8000
|
15.56
|
5.83
|
2004
|
6500
|
10.85
|
5.20
|
2005
|
9000
|
16.56
|
8.53
|
2006
|
7600
|
13.24
|
7.37
|
2007
|
10200
|
16.98
|
9.38
|
Langkah-langkah pada program SPSS
·
Kita menggunakan input data yang sama pada uji
normalitas.
·
Klik Analyze - Regression - Linear
· Klik variabel Harga Saham dan masukkan ke kotak
Dependent, kemudian klik variabel PER dan ROI dan masukkan ke kotak
Independent(s).
·
Klik Save, pada Residuals klik Unstandardized,
kemudian klik Continue
· Klik OK, hiraukan hasil output, kita kembali ke SPSS
Data Editor, kemudian klik data view, terlihat satu variabel tambahan yaitu
res_1, inilah variabel Unstandardized Residual yang akan kita gunakan.
·
Kuadratkan nilai Unstandardized Residual (Bisa lewat
program Ms Excel dengan cara sorot seluruh data lalu kopi dan masukkan (paste)
ke program Ms Excel kemudian kuadratkan nilai tersebut) variabel yang didapat
kita beri nama yaitu ei2.
·
Ubah seluruh variabel ei2, X1,
dan X2 kedalam bentuk logaritma natural (Bisa lewat program Ms Excel
dengan cara kopi variabel dan masukkan (paste) ke program Ms Excel kemudian
ubah dalam bentuk logaritma natural dengan cara pada cel kosong ketik =Ln( lalu
sorot variabel yang akan kita ubah, kemudian tekan enter.
Data-data dalam
bentuk logaritma natural disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel. Pengubahan kebentuk Logaritma Natural
LnX1
|
LnX2
|
Lnei2
|
1.59
|
1.87
|
12.33
|
1.19
|
1.14
|
13.62
|
1.62
|
1.61
|
14.19
|
1.39
|
1.56
|
12.79
|
1.79
|
1.83
|
12.31
|
1.44
|
1.80
|
10.88
|
2.08
|
2.17
|
9.62
|
2.01
|
2.04
|
14.26
|
2.01
|
2.08
|
14.41
|
2.54
|
2.34
|
5.54
|
2.67
|
2.52
|
12.85
|
2.35
|
2.15
|
11.96
|
2.85
|
2.49
|
14.29
|
2.74
|
1.76
|
12.27
|
2.38
|
1.65
|
13.72
|
2.81
|
2.14
|
11.61
|
2.58
|
2.00
|
14.14
|
2.83
|
2.24
|
11.47
|
Langkah selanjutnya adalah:
Ø Kembali
ke Variable View pada SPSS, buat variabel baru dengan cara pada kolom
Name pada baris 5 ketik lnx1, pada baris ke 6 ketik lnx2, kemudian pada
baris selanjutnya ketik lnei2. (kolom-kolom lain boleh dihiraukan)
Ø Klik Data View, terlihat kolom baru dengan nama lnx1, lnx2, dan lnei2.
Ø Bila
anda merubah data ke bentuk Ln di Ms Excel maka kopikan seluruh
variabel dan masukkan (paste) ke data view pada program SPSS sesuai
dengan variabelnya.
Ø Klik Analize - Regression - Linear
Ø Klik varibel lnei2 dan masukkan ke kotak Dependent, kemudian klik variabel lnx1 dan masukkan ke kotak Independent.
Ø Klik OK, sementara hiraukan hasil output yang di dapat.
Ø Klik Analize - Regression - Linear. Terlihat variabel lnei2 masih ada di kotak Dependent dan variabel lnx1 di kotak independent.
Ø Klik
varibel lnx1 dan keluarkan variabel dari kotak Independent, kemudian
klik variabel lnx2 dan masukkan kekotak Independent, kemudian klik
variabel lnx1 dan masukkan ke kotak Independent.
Ø Klik OK, maka hasil output pada tabel Coefficient pada dua kali analisis regresi adalah sebagai berikut:
Tabel. Hasil Uji Heteroskedastisitas Lnei2 dengan LnX1
Tabel. Hasil Uji Heteroskedastisitas Lnei2 dengan LnX2
Dari hasil output di atas dapat dilihat bahwa nilai t
hitung adalah -0,591 dan -1,250. Sedangkan nilai t tabel dapat dicari pada
tabel t dengan df = n-2 atau 18-2 = 16 pada pengujian 2 sisi (signifikansi
0,025), di dapat nilai t tabel sebesar 2,120 (Lihat lampiran tabel t), atau
dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,16) lalu
enter. Karena nilai t hitung (-1,254) berada pada –t tabel < t hitung
< t tabel, maka Ho diterima artinya pengujian antara Ln ei2
dengan Ln X1 dan Lnei2 dengan LnX2 tidak ada
gejala heteroskedastisitas. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak
ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
b) Uji Glejser
Uji Glejser dilakukan dengan cara
meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual
lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Contoh kasus:
Akan dilakukan analisis regresi linier berganda untuk
mengetahui pengaruh biaya produksi, distribusi, dan promosi terhadap tingkat
penjualan. Dengan ini sebelumnya akan dilakukan uji asumsi klasik
heteroskedastisitas dengan metode uji Glejser. Data sebagai berikut:
Tahun
|
Tingkat penjualan
|
Biaya produksi
|
Biaya distribusi
|
Biaya promosi
|
1996
|
127300000
|
37800000
|
11700000
|
8700000
|
1997
|
122500000
|
38100000
|
10900000
|
8300000
|
1998
|
146800000
|
42900000
|
11200000
|
9000000
|
1999
|
159200000
|
45200000
|
14800000
|
9600000
|
2000
|
171800000
|
48400000
|
12300000
|
9800000
|
2001
|
176600000
|
49200000
|
16800000
|
9200000
|
2002
|
193500000
|
48700000
|
19400000
|
12000000
|
2003
|
189300000
|
48300000
|
20500000
|
12700000
|
2004
|
224500000
|
50300000
|
19400000
|
14000000
|
2005
|
239100000
|
55800000
|
20200000
|
17300000
|
2006
|
257300000
|
56800000
|
18600000
|
18800000
|
2007
|
269200000
|
55900000
|
21800000
|
21500000
|
2008
|
308200000
|
59300000
|
24900000
|
21700000
|
2009
|
358800000
|
62900000
|
24300000
|
25900000
|
2010
|
362500000
|
60500000
|
22600000
|
27400000
|
Langkah-langkah analisis pada SPSS sebagai berikut:
- Inputkan data di SPSS
- Langkah pertama yaitu mencari nilai unstandardized residual, caranya klik Analyze >> Regression >> Linear
- Pada
kotak dialog Linear Regression, masukkan variabel Tingkat penjualan ke
kotak Dependent, kemudian masukkan variabel Biaya produksi, Biaya
distribusi, dan Biaya promosi ke kotak Independent(s).
- Klik tombol Save, selanjutnya akan terbuka kotak dialog ‘Linear Regression: Save’
- Pada Residuals, beri tanda centang pada ‘Unstandardized’. Kemudian klik tombol Continue. Akan
kembali ke kotak dialog sebelumnya, klik tombol OK. Hiraukan hasil
output SPSS, Anda buka input data, disini akan bertambah satu variabel
yaitu residual (RES_1).
- Langkah selanjutnya mencari nilai absolute residual dari nilai residual di atas, caranya klik menu Transform >> Compute Variable.
- Pada kotak Target Variable, merupakan nama variabel baru yang akan tercipta. Ketikkan ABS_RES (absolute residual). Kemudian klik pada kotak Numeric Expression, lalu ketikkan ABS(
lalu masukkan variabel Unstandardized Residual (RES_1) ke kotak Numeric
Expression dengan klik tanda penunjuk, kemudian ketik tanda tutup
kurung. Maka lengkapnya akan tertulis ABS(RES_1), perintah ini untuk
menghitung nilai absolute dari residual. Jika sudah klik tombol OK.
- Langkah selanjutnya meregresikan nilai variabel independen dengan absolute residual. Caranya klik Analyze >> Regression >> Linear.
-
Masukkan variabel ABS_RES ke kotak Dependent, kemudian masukkan varibel
Biaya produksi, Biaya distribusi, dan Biaya promosi ke kotak
Independent(s). Selanjutnya klik tombol OK. Maka hasil pada output
Coefficient seperti berikut:
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi ketiga
variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
c) Melihat pola
titik-titik pada scatterplots regresi
Metode ini yaitu
dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED)
dengan studentized residual (SRESID). Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu
X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya).
Dasar pengambilan
keputusan yaitu:
- Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
- Jika tidak ada pola
yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Langkah-langkah analisis pada SPSS sebagai berikut:
·
Inputkan data di SPSS
·
Untuk analisis data, klik menu Analyze >> Regression >> Linear
·
Pada kotak dialog Linear Regression, masukkan variabel
Tingkat penjualan ke kotak Dependent, kemudian masukkan variabel Biaya
produksi, Biaya distribusi, dan Biaya promosi ke kotak Independent(s).
· Klik tombol Plots, maka akan
terbuka kotak dialog ‘Linear Regression: Plots’.
· Klik *SRESID (Studentized Residual) lalu masukkan ke
kotak Y dengan klik tanda penunjuk. Kemudian klik *ZPRED (Standardized
Predicted Value) lalu masukkan ke kotak X. Jika sudah klik tombol Continue. Akan terbuka kotak dialog
sebelumnya, klik tombol OK, maka hasil output pada grafik Scatterplot sebagai
berikut:
Dari
output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola
yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas dalam model regresi.
d) Uji koefisien korelasi Spearman’s rho
Metode uji heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman’s rho yaitu mengkorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi.
Jika korelasi antara variabel independen dengan residual di dapat
signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Langkah-langkah analisis pada SPSS sebagai berikut:
- Inputkan data di SPSS
- Langkah pertama yaitu mencari nilai unstandardized residual, caranya klik Analyze >> Regression >> Linear
- Pada
kotak dialog Linear Regression, masukkan variabel Tingkat penjualan ke
kotak Dependent, kemudian masukkan variabel Biaya produksi, Biaya
distribusi, dan Biaya promosi ke kotak Independent(s).
- Klik tombol Save, selanjutnya akan terbuka kotak dialog ‘Linear Regression: Save’
- Pada Residuals, beri tanda centang pada ‘Unstandardized’. Kemudian klik tombol Continue. Akan
kembali ke kotak dialog sebelumnya, klik tombol OK. Hiraukan hasil
output SPSS, Anda buka input data, disini akan bertambah satu variabel
yaitu residual (RES_1).
- Langkah selanjutnya melakukan analisis Spearman’s rho dengan cara klik Analyze >> Correlate >> Bivariate, selanjutnya akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations.
- Masukkan
variabel Biaya produksi, Biaya distribusi, Biaya promosi dan
Unstandardized Residual ke kotak Variables. Kemudian hilangkan tanda
centang pada Pearson dan beri tanda centang pada Spearman. Gambar seperti di atas. Jika sudah klik tombol OK, maka hasil output seperti berikut:
Dari
output di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi ketiga variabel
independen dengan Unstandardized Residual memiliki nilai signifikansi
lebih dari 0,05. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model
regresi.
0 komentar:
Posting Komentar